BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah
salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Perkembangbiakan eceng gondok sangat
tinggi dan cepat sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat
merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran
air ke badan air lainnya. Perkembangan tumbuhan air enceng gondok di perairan
sangat pesat. Sekilas tanaman enceng gondok tidak berguna. Bagi masyarakat di
sekitar pinggiran sungai, enceng gondok adalah tanaman parasit yang hanya
mengotori sungai dan dapat menyebabkan sungai menjadi tersumbat atau meluap
karena enceng gondok terlalu banyak. Bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran danau,
eceng gondok hanya dianggap sebagai tanaman pengganggu yang menghalangi
transportasi di danau tersebut dan menyebabkan danau menjadi kotor.
Kenyataan Kenyataan tersebut menyebabkan eceng
gondok dianggap sebagai tanaman penggangu, tetapi bila kita jeli mencari
peluang, tanaman eceng gondok akan sangat bermanfaat dan dapat memberikan
peluang usaha sebagai bahan dasar kerajinan (handy craft). Seiring dengan
perkembangan iptek, bagian tumbuhan eceng gondok setelah dikeringkan ternyata
bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tas wanita yang cantik, kopor,
sandal, keranjang (tempat pakaian bekas), tatakan gelas, tikar, nampan dan
sebagainya. Akhir-akhir tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung industri
mebel den furniture, sebagai pengganti rotan yang harganya sangat mahal.
Banyak daerah yang sudah memanfaatkan eceng gondok sebagai barang-barang kerajinan, mebel den furniture. Antara lain di Purbalingga, Dl Yogyakarta, sekitar Kota Solo, Cirebon, Lampung, Surabaya dan Bali. Bahkan sebagian barang-barang kerajinan eceng gondok dengan model dan kualitas tertentu, banyak diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat yang semakin gandrung dengan barang-barang produksi dari bahan – bahan alami ( back to nature ).
Banyak daerah yang sudah memanfaatkan eceng gondok sebagai barang-barang kerajinan, mebel den furniture. Antara lain di Purbalingga, Dl Yogyakarta, sekitar Kota Solo, Cirebon, Lampung, Surabaya dan Bali. Bahkan sebagian barang-barang kerajinan eceng gondok dengan model dan kualitas tertentu, banyak diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat yang semakin gandrung dengan barang-barang produksi dari bahan – bahan alami ( back to nature ).
Pembuatan
handy craft dari bahan eceng gondok ini dibutuhkan proses yang cukup lama.
Eceng gondok terlebih dahulu harus dikeringkan sekitar dua minggu. Setelah
eceng gondok mengering lalu dibentuk kepangan panjang yang dilakukan warga dan
kelompok perajin. Setelah berbentuk kepangan panjang, eceng-eceng tersebut
dianyam menjadi barang yang diinginkan. Untuk lebih meningkatkan daya tarik
pembeli, hasil anyaman tersebut ditambahakan cat pernis. Sehingga, tampilannya
lebih mengkilap dan menarik. Keuntungan dari penjualan eceng gondok ini cukup
tinggi sehingga usaha ini akan sangat menjanjikan untuk kedepannya. Dalam
makalah ini, kami akan berusaha untuk memanfaatkan tanaman eceng gondok agar
dapat bernilai ekonomis sehingga eceng gondok tidal lagi menjadi tanaman
merugikan bagi masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa penyebab meningkatnya populasi enceng
gondok di ekosistem danau ?
2.
Apa efek yang ditimbulkan oleh hal
tersebut ?
3.
Apa pengaruh yang ditimbulkan pada rantai
makanan ?
4.
Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut
?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui penyebab meningkatnya
populasi enceng gondok di ekosistem danau
2.
Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan
akibat meningkatnya populasi enceng gondok
3.
Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan
pada rantai makanan
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini untuk memberikan informasi meningkatnya tentang
populasi enceng gondok di ekosistem danau.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1.
Penyebab meningkatnya populasi enceng
gondok diekosistem danau
Adapun penyebab meningkatnya populasi enceng gondok di
danau antara lain:
1.Air cucian yang mengandung sabun( dari penduduk
sekitar danau) karena dalam sabun terdapat unsur pospor yang sangat diperlukan
oleh tumbuhan enceng gondok.
2.Air dari sawah sekitar danau, karena air dari sawah
ini tentu juga melarutkan pupuk yang tidak terserap tanaman pertanian.
3.Karena air danau tidak mengalir. Karena jika air
mengalir eceng gondok tidak bisa berkembang biak, dan terbawa arus air.
4.Karena tidak pernah dimusnahkan.
5.Karena Eceng Gondok mampu berkembang dengan cepat
(7%/hari)
2.
Efek yang ditimbulkan terhadap organisme
lain
Jika eceng gondok terlalu banyak dan menutup permukaan sungai , danau
dsb. Maka eceng gondok tersebut akan menghalangi sinar matahari yang akan masuk
ke sungai. Akibatnya tanaman air kesulitan berfotosintesis, karenanya kadar
oksigen di dalam air menurun. Sehingga membunuh ikan-ikan (organisme air) dan
mengacaukan ekosistem dalam air. Selain itu efek yang ditimbulkan antara lain
sebagai berikut :
- Meningkatnya penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman,
karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
- Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga
menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air.
- Eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga
mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
- Mengganggu lalu lintas air, khususnya bagi masyarakat yang
kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan
dan beberapa daerah lainnya.
- Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
- Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
3.
Pengaruh yang ditimbulkan pada rantai
makanan
Kualitas air dibanyak ekosistem air menjadi sangat
menurun. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol,
menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa
tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya
dalam mata rantai ekosistem menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem
air.
4.
Cara mengatasi masalah
Dianggap
gulma yang mengganggu, maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya,
antara lain:
- Menggunakan herbisida
- Mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan
perairan
- Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok), salah
satunya adalah dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon
idella) atau ikan koan. Ikan grass carp memakan akar eceng gondok,
sehingga keseimbangan gulma di permukaan air hilang, daunnya menyentuh
permukaan air sehingga terjadi dekomposisi dan kemudian dimakan ikan.
Cara ini pernah dilakukan di danau Kerinci dan berhasil mengatasi eceng
gondok di danau tersebut.
- Eceng gongok juga bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kertas,
kompos, biogas, perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan
bagi jamur merang, dsb.
- Walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi
sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam berat.
- Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu
menyerap residu pestisida.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Pencemaran lingkungan à Pencemaran air
Eceng gondok yang berlebihan di perairan mengakibatkan kadar oksigen dalam
air menipis karena digunakan oleh enceng gondok untuk mencukupi kebutuhannya.
Ketika enceng gondok mati pun akan mencemari perairan dan merusak kadar
oksigen pula karena dalam proses pembusukkan dan penguraian selalu membutuhkan
oksigen.Selain kadar oksigen berkurang , kualitas air pun akan menurun.
2.
Merusak keseimbangan ekosistem
Karena makhluk hidup diperairan tersebut terganggu oleh enceng gondok
diakibatkan sinar matahari yang ingin masuk ke dalam perairan tersebut
terhalang oleh enceng gondok. Sehingga plankton dan algae tidak bisa
berfotosintesis, hal ini menyebabkan ikan-ikan serta makhluk hidup lainnya
kehilangan makanan dan mengancam kelangsungan hidup makhluk tersebut. Sehingga perkiraan
kita semula tentang enceng gondok sebagai tempat bersembunyi bagi ikan dan
bermanfaat itu kurang tepat keberadaan enceng gondok justru merugikan dan
mengancam eksitensi makhluk hidup sekitarnya.

